Panduan Identifikasi Bahaya Industri Garmen

Tidak ada komentar
Image result for Industri Garmen

Terjadinya bahaya dalam sebuah perusahaan pasti di ada bagian yang bertanggungjawab didalmnya. Olehnya itu sebelumnya itu bagian yang mengatasi permasalahan ini telah mengidentifikasinya. di sini kami memahas permasalahan industri Garmen atau industri yang beroperasi di sektor tekstil. Karakteristik pekerjaan di industri garmen biasanya yaitu sistem material handling (angkat-angkut), posisi kerja duduk dan berdiri, memerlukan kecermatan cukup tinggi, tingkat pengulangan kerja tinggi pada satu type otot.

Berhubungan dengan benda tajam seperti jarum, gunting dan pisau potong, terjadi paparan panas dibagian pengepresan dan penyetrikaan dan banyak debu-debu serat dan aroma khas kain, terpaan kebisingan, getaran, panas dari mesin jahit dan yang lain. Karenanya design tempat kerja di industri garmen akan sangat berpengaruh untuk kemampuan karyawan.

Hong Kong Christian Industrial Committee pada th. 2004 lalu melaporkan keadaan lingkungan kerja di 3 industri garmen China yang menyuplai product garmen untuk retail di Jerman yaitu seperti berikut pada yang memiliki pabrik dan pekerja kurang memiliki kesadaran mengenai keselamatan dan kesehatan kerja. Di ketiga pabrik yang disurvey tidak pernah diselenggarakan latihan untuk penaggulangan kebakaran, beberapa pekerja mengeluhkan keadaan AC (air condition) dan ventilasi yg tidak baik.

Peletakan mesin yang terlalu rapat hingga menyebabkan peningkatkan suhu ditempat kerja. Beberapa pekerja dibagian penjahitan alami alergi kulit dan masalah pernafasan akibat menjahit beberapa type kain yang memiliki banyak debu kain (floating fiber). Sumber bahaya lain yaitu persoalan ergonomi seperti lamanya waktu kerja (duduk dan berdiri) pengulangan gerakan kerja dan yang lain. Cvetko Z. Trajković, dkk, juga tunjukkan sumber-sumber bahaya mungkin yang ada di industri garmen terdapat pada ruang pemotongan, penjahitan dan finishing.

Keadaan industri garmen di Kamboja juga tidak jauh tidak sama seperti di mana ada beberapa persoalan lingkungan kerja meliputi segi mekanis, fisik, kimia, biologi dan ergonomi salah satunya yaitu pengaturan tumpukan kain yang kurang baik di gudang penyimpanan hingga gulungan kain mudah jatuh potensi sakit punggung karena mengangkat dan material handling yg tidak benar, banyak debu kain di ruang pemotongan kain, dan bahaya luka yang serius selama pemakaian mesin potong elektrik tanpa ada pengaman rantai yang baik.

Diluar itu, tidak ada pengamanan mesin dan debu kain di ruang produksi dan finishing dan bahaya zat kimia dan lantai licin pada ruang pencucian. Maka disarankan bagi pekerja menggunakan sepatu safety online yang sudah memenuhi standart untuk mencegah terjadinya resiko kecelakaan. Diperoleh pencahayaan yang kurang baik dibagian produksi dan finishing dan persoalan ergonomi pada posisi kerja duduk dan berdiri. Temperatur yang tinggi di bagian penyetrikaan dan pencucian dan masalah kelistrikan dan kebakaran di semua bagian.

Sedang berdasar pada studi literatur yang dilakukan oleh S Calvin dan B Joseph, menyebutkan kalau beberapa potensi bahaya di industri garmen mencakup kecelakaan pada jari tangan (tertusuk jarum), terbakar dan yang lain. Bahaya fisik seperti paparan kebisingan, panas dan pencahayaan dan yang lain. Amat sedikit laporan mengenai kecelakaan kerja di industri garmen dari beragam belahan dunia karena kurangnya kesadaran untuk mencatat dan melaporkan terjadinya kecelakaan.

Persoalan ergonomi kerja di industri garmen terlebih sangat berkaitan dengan posisi postur badan dan pergelangan tangan yg tidak baik dan harus melakukan pekerjaan yang berkali-kali pada hanya satu type otot hingga sangat punya potensi menyebabkan cumulative trauma disorder (CTD)/Repetitive Strain Injuries (RSI). Zvonko Gradcevic, dkk. mengungkap kalau operasi kerja dibagian penjahitan yaitu dari tangan-mesin-tangan dan sub operasi mesin berdasar pada cara kerja dan bagian yang dijahit menurut susunan product garmennya.

Pekerjaan dibagian jahit memerlukan koordinasi gerakan postur badan dan pergelangan tangan yang baik dan konsentrasi tinggi. Di mana pergantian gerakan ini berjalan amat cepat bergantung bagian yang dijahit dan tingginya frekwensi pengulangan gerakan untuk kurun waktu yang lama akan mendorong munculnya masalah intrabdominal, alami desakan inersia, desakan pada pinggang dan tulang punggung dan tengkuk.

Setiap pekerjaan memiliki kandungan kemungkinan kesehatan dan keselamatan. Demikian pula system kerja di industri garmen potensi penyakit dan kecelakaan kerja juga sangat tinggi. Seperti yang dilaporkan oleh David Mahone (CNA Insurance Companies, Chicago IL) di antara penyakit kerja yang berkaitan dengan keadaan lingkungan kerja yg tidak baik salah satunya yaitu 70% operator jahit alami sakit punggung, 35% Melaporkan alami low back pain dengan cara persisten, 25% menanggung derita akibat Cumulative Trauma Disorder (CTD), 81% alami CTD pada pergelangan tangan, 14% alami CTDs pada siku 5% of CTDs pada bahu, dan 49% pekerja alami nyeri leher. Oleh karenanya, diperlukan usaha kedokteran okupasi melalui program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di industri garmen agar angka penyakit akibat kerja dapat diminimalkan.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar